Hubungan Politik Etis dengan Sumpah Pemuda
Apa itu Politik Etis?
Politik etis adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kebijakan pemerintah kolonial Belanda di Indonesia pada awal abad ke-20. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia dengan memberikan bantuan dalam bidang irigasi, transmigrasi, dan pendidikan.
Politik etis muncul sebagai respons terhadap kritik yang dilontarkan oleh C. Th. van Deventer, seorang ahli hukum dan tokoh politik etis Belanda. Ia menulis sebuah artikel berjudul "Het tekort op de Indische begrooting" (Defisit Anggaran Hindia) pada tahun 1899, yang mengecam pemerintah kolonial Belanda karena menguras kekayaan alam dan tenaga kerja Indonesia tanpa memberikan imbalan yang adil.
Apa Dampak Politik Etis?
Salah satu dampak dari politik etis adalah munculnya golongan terpelajar atau elite baru di kalangan rakyat Indonesia. Golongan ini mendapatkan pendidikan gaya Barat, baik di sekolah-sekolah Belanda maupun di perguruan tinggi di Eropa.
Golongan terpelajar ini mulai menyadari bahwa mereka adalah bagian dari bangsa Indonesia yang terjajah dan tertindas oleh Belanda. Mereka mulai menumbuhkan semangat nasionalisme dan persatuan untuk memperjuangkan hak-hak mereka sebagai bangsa yang merdeka.
Apa itu Sumpah Pemuda?
Sumpah pemuda adalah peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta . Pada hari itu, para pemuda dari berbagai daerah, suku, agama, dan organisasi di Indonesia mengucapkan sumpah sebagai berikut:
Satu tanah air: Indonesia
Satu bangsa: bangsa Indonesia
Satu bahasa: bahasa Indonesia
Sumpah pemuda ini merupakan manifestasi dari semangat nasionalisme dan persatuan yang berkembang di kalangan pemuda Indonesia⁴ . Sumpah pemuda juga menjadi tonggak awal dari perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.
Apa Hubungan Politik Etis dengan Sumpah Pemuda?
Dari penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa ada hubungan erat antara politik etis dengan sumpah pemuda. Politik etis menjadi latar belakang dari lahirnya golongan terpelajar yang menjadi pelopor gerakan sumpah pemuda.
Tanpa adanya politik etis, mungkin tidak akan ada kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk mendapatkan pendidikan gaya Barat dan menimba ilmu di Eropa³. Tanpa adanya golongan terpelajar, mungkin tidak akan ada kesadaran dan keberanian untuk menyatakan identitas sebagai bangsa Indonesia yang satu dan utuh.
Jadi, dapat dikatakan bahwa politik etis merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi terjadinya sumpah pemuda. Namun, bukan berarti politik etis adalah hal yang positif bagi rakyat Indonesia. Kita harus ingat bahwa politik etis tetap merupakan bagian dari sistem kolonialisme yang mengeksploitasi sumber daya dan manusia Indonesia.
Oleh karena itu, kita harus menghargai jasa para pemuda yang berani mengucapkan sumpah pemuda sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Kita juga harus menjaga semangat nasionalisme dan persatuan yang diwariskan oleh para pemuda tersebut, agar Indonesia tetap menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Komentar
Posting Komentar