Latar Belakang Politik Etis #1
- Pieter Brooshooft, seorang jurnalis dan pendiri surat kabar De Locomotief, yang menulis banyak artikel yang mengkritik kebijakan kolonial Belanda dan menuntut perbaikan nasib rakyat pribumi.
- C.Th. van Deventer, seorang pengacara dan anggota parlemen Belanda, yang menulis esai berjudul "Een Eereschuld" (Hutang Kehormatan) pada tahun 1899, yang mengusulkan agar Belanda mengembalikan sebagian dari keuntungan yang diperoleh dari Hindia Belanda untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
- Ernest Douwes Dekker, seorang aktivis dan penulis, yang merupakan cucu dari Multatuli, penulis novel Max Havelaar yang mengungkapkan ketidakadilan sistem tanam paksa. Ernest Douwes Dekker mendirikan Indische Partij pada tahun 1912, partai politik pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia.
- Edukasi, yaitu memberikan akses pendidikan bagi rakyat pribumi, meskipun belum setara dengan pendidikan orang Eropa. Beberapa sekolah yang didirikan untuk rakyat pribumi antara lain HIS (Hollandsche Inlandsche School), ELS (Europesche Lager School), MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen), dan THS (Technische Hoogeschool).
- Transmigrasi, yaitu memindahkan sebagian penduduk dari pulau Jawa yang padat ke pulau-pulau lain yang kurang berkembang, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Tujuannya adalah untuk mengurangi kemiskinan, menyebarluaskan budaya Jawa, dan meningkatkan produksi pertanian.
- Irigasi, yaitu membangun sistem pengairan untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian dan mengurangi ketergantungan pada tanaman komersial seperti tebu, kopi, dan tembakau. Beberapa proyek irigasi besar yang dilakukan antara lain Waduk Jatiluhur di Jawa Barat, Bendungan Wonogiri di Jawa Tengah, dan Bendungan Bili-Bili di Sulawesi Selatan.
Soal latihan esai beserta jawabannya dari materi politik etis:
Apa yang dimaksud dengan politik etis atau politik balas budi?
Jawaban: Politik etis atau politik balas budi adalah kebijakan politik yang dikeluarkan oleh parlemen Belanda pada tahun 1901 sebagai tanggapan terhadap kritik terhadap sistem tanam paksa dan ekonomi liberal yang telah menyengsarakan rakyat Indonesia. Politik etis didasarkan pada pemikiran bahwa Belanda memiliki kewajiban moral untuk menyejahterakan penduduk Hindia Belanda yang telah memberikan keuntungan besar bagi Belanda.
Siapa saja tokoh-tokoh yang mempelopori gagasan politik etis dan apa sumbangsih mereka?
Jawaban: Beberapa tokoh yang mempelopori gagasan politik etis adalah:
- Pieter Brooshooft, seorang jurnalis dan pendiri surat kabar De Locomotief, yang menulis banyak artikel yang mengkritik kebijakan kolonial Belanda dan menuntut perbaikan nasib rakyat pribumi.
- C.Th. van Deventer, seorang pengacara dan anggota parlemen Belanda, yang menulis esai berjudul “Een Eereschuld” (Hutang Kehormatan) pada tahun 1899, yang mengusulkan agar Belanda mengembalikan sebagian dari keuntungan yang diperoleh dari Hindia Belanda untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
- Ernest Douwes Dekker, seorang aktivis dan penulis, yang merupakan cucu dari Multatuli, penulis novel Max Havelaar yang mengungkapkan ketidakadilan sistem tanam paksa. Ernest Douwes Dekker mendirikan Indische Partij pada tahun 1912, partai politik pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia.
Apa saja program-program utama dari politik etis dan apa dampaknya bagi rakyat Indonesia?
Jawaban: Politik etis diterjemahkan ke dalam tiga program utama, yaitu:
- Edukasi, yaitu memberikan akses pendidikan bagi rakyat pribumi, meskipun belum setara dengan pendidikan orang Eropa. Beberapa sekolah yang didirikan untuk rakyat pribumi antara lain HIS (Hollandsche Inlandsche School), ELS (Europesche Lager School), MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen), dan THS (Technische Hoogeschool). Program edukasi ini memberikan dampak positif bagi rakyat Indonesia, karena meningkatkan tingkat melek huruf, kesadaran nasional, dan keterampilan profesional.
- Transmigrasi, yaitu memindahkan sebagian penduduk dari pulau Jawa yang padat ke pulau-pulau lain yang kurang berkembang, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Tujuannya adalah untuk mengurangi kemiskinan, menyebarluaskan budaya Jawa, dan meningkatkan produksi pertanian. Program transmigrasi ini memberikan dampak negatif bagi rakyat Indonesia, karena menimbulkan konflik sosial, ekonomi, dan budaya antara pendatang dan penduduk asli, serta merusak lingkungan alam.
- Irigasi, yaitu membangun sistem pengairan untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian dan mengurangi ketergantungan pada tanaman komersial seperti tebu, kopi, dan tembakau. Beberapa proyek irigasi besar yang dilakukan antara lain Waduk Jatiluhur di Jawa Barat, Bendungan Wonogiri di Jawa Tengah, dan Bendungan Bili-Bili di Sulawesi Selatan. Program irigasi ini memberikan dampak positif bagi rakyat Indonesia, karena meningkatkan hasil panen, kesejahteraan petani, dan ketahanan pangan.
Apa saja kelemahan atau kekurangan dari politik etis?
Jawaban: Beberapa kelemahan atau kekurangan dari politik etis adalah:
- Politik etis masih bersifat paternalistik dan diskriminatif, karena tidak memberikan hak politik dan kesetaraan hukum bagi rakyat pribumi. Rakyat pribumi masih dianggap sebagai anak-anak yang perlu dibimbing dan diawasi oleh orang tua Belanda.
- Politik etis masih mengutamakan kepentingan ekonomi Belanda, karena tidak menghapus sistem tanam paksa dan ekonomi liberal yang merugikan rakyat pribumi. Rakyat pribumi masih dijadikan sebagai sumber tenaga kerja murah dan pasar bagi barang-barang Belanda.
- Politik etis tidak konsisten dan tidak efektif, karena tidak didukung oleh seluruh pihak di Belanda maupun di Hindia Belanda. Banyak pejabat, pengusaha, dan misionaris yang menentang atau menghambat pelaksanaan politik etis, karena merasa terancam atau tidak setuju dengan tujuan dan metode politik etis.
Apa saja dampak jangka panjang dari politik etis bagi pergerakan nasional Indonesia?
Jawaban: Beberapa dampak jangka panjang dari politik etis bagi pergerakan nasional Indonesia adalah:
- Politik etis memicu munculnya kesadaran nasional dan gerakan nasionalisme di kalangan rakyat pribumi, khususnya kaum terpelajar yang mendapatkan pendidikan dari sekolah-sekolah yang didirikan oleh politik etis. Kaum terpelajar ini kemudian menjadi pemimpin dan tokoh pergerakan nasional, seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Tan Malaka, dll.
- Politik etis menyediakan sarana dan prasarana untuk mengembangkan organisasi-organisasi sosial, politik, dan budaya yang bersifat nasional dan anti-kolonial. Beberapa organisasi yang lahir atau berkembang berkat politik etis antara lain Budi Utomo, Sarekat Islam, Indische Partij, Jong Java, Jong Islamieten Bond, dll.
- Politik etis memberikan inspirasi dan motivasi bagi rakyat Indonesia untuk menuntut kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Beberapa tuntutan atau usaha yang dilakukan oleh rakyat Indonesia dalam rangka mencapai kemerdekaan antara lain Petisi Soetardjo, Resolusi Jihad, Peristiwa G30S/PKI, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dll.
Komentar
Posting Komentar